Bagaimana Asal Mula Pohon Natal?

"Pohon terang, pohon terang sungguh indah rupamu (2x) Lilinmu menyala terus di tempat bayi yang kudus... Pohon terang, pohon terang sungguh indah rupamu..."

Yaps, lagu tersebut tentu tidak asing lagi bukan di telinga kita? Biasanya lagu-lagu ini menandakan bahwa sudah tibanya bulan desember sebagai perayaan natal. Lagu ini sangat berkaitan dengan Pohon Natal pastinya karena dari judulnya saja "Pohon Terang" atau dalam lagu versi inggrisnya, " O Christmas Tree".

Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain “evergreen”. Pohon Natal ini melambangkan "kehidupan kekal" karena berdasarkan sifat pohon tersebut yang pada umumnya selalu berdiri tegak dan hijau saat musim salju dibanding pohon lainnya yang rontok.

Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik, di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di Rockefeller Center di 5th Avenue New York Amerika Serikat.



Lalu bagaimana sih asal mula adanya Pohon Natal?



Sejarah pohon natal dapat ditelusuri sampai di sekitar abad ke-8. St. Bonifasius (675-754), seorang uskup Inggris, menyebarkan iman Katolik di Jerman. Pada saat dia meninggalkan Jerman dan pergi ke Roma sekitar 15 tahun lamanya, jemaat yang dia tinggalkan kembali lagi kepada kebiasaan mereka untuk mempersembahkan kurban berhala di bawah pohon Oak. Namun dengan berani St. Bonifasius menentang hal ini dan kemudian menebang pohon Oak tersebut. Jemaat kemudian bertanya bagaimana caranya mereka dapat merayakan Natal. Maka St. Bonifasius kemudian menunjuk kepada pohon fir atau pine. Pohon ini melambangkan damai dan kekekalan karena senantiasa hijau sepanjang tahundan bentuknya yang meruncing ke atas, maka itu mengingatkan akan surga. Bentuk pohon yang berupa segitiga dan menjulang ke atas serta hijau sepanjang tahun, inilah mengingatkan kita akan misteri Trinitas, Allah yang kekal untuk selama-lamanya, yang turun ke dunia dalam diri Kristus untuk menyelamatkan manusia.

Walaupun memang tradisi pohon cemara tidak diperoleh dari jaman dan tempat asal Yesus, penggunaan pohon cemara tidak bertentangan dengan pengajaran Kitab Suci. Dalam hal ini, yang dipentingkan adalah maknanya: yaitu untuk "Mengingatkan umat Kristiani agar mengingat misteri kasih Allah Trinitas yang kekal selamanya, yang dinyatakan dengan kelahiran Yesus Sang Putera ke dunia demi menebus dosa manusia."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Santa Pelindung Kaum Remaja - St. Jeanne d'Arc

Pelantikan PA/PS 2016 Paroki St. Agustinus

Tetap FEAR OF GOD dalam segala situasi dan menaruh pengharapan hanya kepadaNya